Sampah Menumpuk di Tugu Ikonik Kecamatan Bilah Hulu, Labuhan Batu: Simbol Ketidakpedulian atau Alarm Perubahan?

Labuhan batu5495 Dilihat

NUSANTARANEWS-TODAY Aek Nabara, Labuhan Batu — Tugu ikonik Kecamatan Bilah Hulu di Kota Aek Nabara, yang seharusnya menjadi simbol kebanggaan masyarakat, kini tercoreng oleh pemandangan memprihatinkan: tumpukan sampah mengelilinginya, menyebar bau tak sedap, dan mengundang ulat serta lalat. Kondisi ini telah berlangsung lama dan kian meresahkan warga.

Keluhan demi keluhan terus disuarakan, namun respon dari Pemerintah Kabupaten Labuhan Batu dianggap minim dan tidak berkelanjutan.

banner

Seorang warga bermarga Sianipar menyampaikan kekesalannya, “Masa seorang Bupati lewat sini diam saja? Bau menyengat, ulat sudah banyak. Kami sudah pernah mengadu sejak masa Bupati sebelumnya, tapi tetap tidak ada tanggapan.”

Keluhan serupa datang dari Boru Sibarani, seorang pedagang setempat. “Waktu media menyoroti, dua truk sampah datang. Tapi setelah itu, kembali seperti semula. Kami butuh solusi, bukan aksi sesaat,” ungkapnya sambil menunjuk tumpukan sampah di dekat lapaknya. Ia juga menyesalkan para wakil rakyat yang dulu vokal kini seakan lenyap dari pandangan masyarakat.

Pandangan Media: Cermin Ketidakseriusan Pengelolaan Lingkungan

Kepala Biro Media Nusantara News Today, Suleman Sinulingga, menyayangkan ketidakkonsistenan pemerintah daerah dalam menangani isu ini. “Sudah berulang kali kami beritakan. Kami tidak akan berhenti menyuarakan ini. Media hadir bukan untuk mencari sensasi, tapi untuk memastikan suara rakyat didengar dan dijawab,” tegasnya.

Permasalahan sampah ini bukan sekadar urusan estetika atau kesehatan. Ia merupakan indikator tata kelola daerah yang lemah. Jika fasilitas kebersihan dan pengelolaan lingkungan tidak menjadi prioritas, maka yang dipertaruhkan adalah kualitas hidup masyarakat dan kepercayaan publik terhadap pemerintah.

Solusi dan Harapan: Membangun Kesadaran dan Aksi Kolektif

Sebagai media yang berpihak pada rakyat dan pembangunan berkelanjutan, Nusantara News Today mendorong:

  • Pemerintah daerah segera menurunkan tim teknis untuk penanganan rutin dan jangka panjang.

  • Pengadaan TPS (Tempat Penampungan Sementara) yang memadai di lokasi strategis.

  • Edukasi publik tentang manajemen sampah, dengan melibatkan sekolah, komunitas lokal, dan tokoh agama.

  • Kolaborasi DPRD, Dinas Lingkungan Hidup, dan masyarakat untuk menetapkan peraturan daerah (Perda) tentang pengelolaan sampah berbasis partisipatif.

Akhir Kata:

Apakah Tugu Kecamatan Bilah Hulu akan terus menjadi saksi bisu ketidakpedulian, ataukah bisa menjadi titik balik untuk perubahan nyata? Kini saatnya pemerintah Labuhan Batu membuktikan bahwa mereka benar-benar hadir untuk rakyat, bukan sekadar hadir di baliho.

Dan untuk masyarakat, mari kita terus bersuara, karena kebersihan adalah tanggung jawab bersama. Bila pemerintah tak mendengar, media akan tetap menyuarakannya.

Komentar