NUSANTARANEWS-TODAY Simalungun – Program ketahanan pangan yang dibiayai oleh Dana Desa (DD) Tahun 2024 di Nagori Lokkung, Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun, diduga fiktif. Program yang bertujuan untuk pelatihan dan pengelolaan demplot tanaman cabe rawit ini dikabarkan tidak pernah terealisasi, meski anggarannya telah dicairkan.
Dana Desa merupakan dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan ditransfer langsung ke kas desa. Salah satu program prioritas dalam penggunaan dana ini adalah ketahanan pangan, yang bertujuan untuk meningkatkan produksi pangan dan kesejahteraan masyarakat desa.
Namun, sejumlah warga mengungkapkan bahwa mereka tidak melihat adanya kegiatan pelatihan atau pengelolaan demplot tanaman cabe rawit di wilayah tersebut.
“Kami tidak melihat ada kegiatan demplot tanaman cabe rawit. Seharusnya program ini melibatkan masyarakat secara langsung, tetapi kenyataannya tidak ada tanda-tanda kegiatan itu,” ujar seorang warga yang enggan disebutkan namanya, Senin (31/3), di Pematang Raya.
BACA JUGA ARTIKEL INI : Kapolri Pimpin Upacara Kenaikan Pangkat 38 Perwira Tinggi Polri
Menurut sumber lainnya, program ini mencakup tiga kelompok penerima dengan anggaran masing-masing Rp14 juta. Total dana yang dialokasikan cukup besar, namun warga mempertanyakan transparansi penggunaan anggaran tersebut.
“Kalau memang program ini benar-benar dijalankan dengan anggaran yang besar, kami butuh penjelasan. Jangan sampai Dana Desa disalahgunakan,” tambah warga lainnya.
Saat dikonfirmasi terkait dugaan ini, Pangulu Nagori Lokkung, Romansen Sinaga, membantah bahwa program tersebut fiktif. Ia mengklaim bahwa persiapan lahan untuk demplot sudah dilakukan dan akan segera memasuki tahap penanaman.
BACA JUGA ARTIKEL INI Meriahkan Idul Fitri 1446 H, Pemkab Nagan Raya Gelar Pawai Takbiran Keliling
“Lahannya sudah siap, tinggal persiapan untuk penanamannya,” ujar Romansen Sinaga.
Ia juga menjelaskan bahwa meskipun rencana awal mencakup demplot di setiap dusun, akhirnya diputuskan untuk dibuat di satu lokasi saja.
“Kami memutuskan untuk membuat satu lokasi demplot tanaman cabe,” tambahnya.
Meski demikian, warga tetap berharap adanya transparansi lebih lanjut terkait realisasi program ini, guna memastikan bahwa Dana Desa benar-benar digunakan untuk kepentingan masyarakat dan bukan disalahgunakan.
(Jun)
Komentar