Permukaan Air Naik 2,5 Meter, Harapan Pengelola Wisata Pantai Sirungkungan Pupus

Kab.simalungun5389 Dilihat

NUSANTARANEWS-TODAY SIMALUNGUN PURBA PASIR, 30 Maret 2025 – Harapan pengelola destinasi wisata Pantai Sirungkungan di Danau Toba pupus setelah permukaan air naik hingga 2,5 meter. Pantai yang selama ini dikenal dengan pasir putih yang luas kini mulai tergenang, mengancam kelangsungan usaha wisata di kawasan tersebut.

Sejarah Singkat Pantai Sirungkungan
Frans Leonardo Sinaga, pemrakarsa sekaligus pengelola Pantai Sirungkungan Purba Pasir, mengisahkan perjalanan tempat wisata ini sejak pertama kali dibuka pada tahun 2020.

banner

“Pantai Sirungkungan mulai dikembangkan sebagai destinasi wisata sejak 2020 dengan tujuan mengubah pola pikir masyarakat dari bertani dan nelayan menjadi pengelola wisata,” ujar Frans Leonardo Sinaga, Minggu (30/03/2025) sore.

BACA JUGA ARTIKEL INI Operasi Ketupat Toba 2025: Polres Simalungun Gelar Tes Urine di Pos Pelayanan Tol Sinaksak

Sebagai putra daerah, Frans telah menikmati kekayaan alam Danau Toba sejak kecil. Baginya, danau terbesar di Asia Tenggara ini bukan sekadar tempat mencari nafkah, tetapi juga aset berharga bagi masyarakat sekitar.

Dampak Kenaikan Permukaan Air
Naiknya permukaan air Danau Toba menyebabkan area pasir putih yang menjadi daya tarik utama Pantai Sirungkungan semakin menyempit. Kondisi ini berdampak langsung pada kunjungan wisatawan yang menurun drastis.

Selain itu, masyarakat sekitar yang sebelumnya mengandalkan hasil pertanian dan perikanan juga terkena dampak. Banyak warga beralih mengelola wisata setelah melihat potensi Pantai Sirungkungan, tetapi dengan kondisi air yang terus naik, keberlanjutan usaha mereka kini terancam.

BACA JUGA ARTIKEL INI GRIB Jaya Labuhan Batu Bagikan 300 Paket Zakat Berupa Daging Lembu kepada Warga Sekitar

Harapan Kepada Dinas Pariwisata
Frans Leonardo Sinaga berharap Dinas Pariwisata Sumatera Utara dan Kabupaten SIMALUNGUN dapat turun tangan untuk mencari solusi atas masalah ini.

“Kami sangat berharap ada perhatian dari pemerintah, terutama Dinas Pariwisata, untuk membantu mengatasi dampak kenaikan air ini. Bisa melalui pembangunan tanggul penahan, promosi wisata yang lebih masif, atau bantuan langsung bagi pengelola wisata yang terdampak,” ujar Frans.

Menurutnya, jika tidak ada langkah nyata, bukan hanya Pantai Sirungkungan yang akan kehilangan daya tariknya, tetapi juga ekonomi masyarakat sekitar yang semakin terpuruk.

BACA JUGA ARTIKEL INI PAC Pemuda Pancasila Belawan Berbagi Daging dan Sembako Jelang Idul Fitri 1446 H

Perubahan Pola Pikir Masyarakat
Sebelum merantau ke Pulau Jawa pada tahun 2015, Frans Leonardo Sinaga melihat bahwa mayoritas masyarakat setempat menggantungkan hidup dari pertanian dengan sistem bagi hasil, serta menjadi nelayan tradisional di Danau Toba. Namun, setelah kembali dari perantauan, ia melihat potensi besar dalam sektor pariwisata dan berupaya mengajak masyarakat mengembangkan wisata lokal.

“Saat merantau ke Jawa, saya belajar banyak tentang pengelolaan wisata. Saya ingin masyarakat di sini tidak hanya bergantung pada pertanian dan perikanan, tetapi juga mengembangkan sektor pariwisata yang lebih menjanjikan,” ungkap Frans.

Namun, harapan itu kini menghadapi tantangan besar akibat perubahan kondisi lingkungan yang mengancam keberlangsungan wisata di Pantai Sirungkungan.

Redaksi : Fernando albert damanik

Komentar