Simalungun| nusantaranews-today.com – St. (Em) Jakasper Saragih adalah seorang yang telah mempersembahkan dirinya kepada Gereja untuk melayani sepanjang hidupnya. Ia adalah saudara opung saya juga mantan Pengantar Jemaat di GKPS Liang Deak. Beberapa waktu lalu, saya mengunjunginya ketika ia sedang dirawat inap. Saat itu, ia terbaring lemah.
Saya menyapanya, “Oppung…” Ia membuka matanya, segera duduk, dan tersenyum meski bola matanya berair. Ia berkata, “ro ho….” (Datang kau). Kujawab, “eak pung…” (Iya pung).
Malam itu, ia banyak bercerita tentang Gereja dan keluarga. Ia berkata bahwa baik di gereja maupun dalam keluarga, yang dibutuhkan adalah kesetiaan dan tanggung jawab. Tanpa keduanya, pelayanan di gereja tidak akan berjalan baik. Melayani di gereja tidak boleh disepelekan, ia sangat terganggu jika ada yang melayani tanpa persiapan, apalagi digantikan tiba-tiba. Itulah sebabnya seorang pelayan harus selalu siap sedia. Misalnya, dalam kebaktian Minggu, setiap pelayan walaupun bukan jadwalnya, harus mempersiapkan diri pada hari sebelumnya.
Walau dengan sedikit sesak, ia semangat menceritakan kisahnya malam itu kepadaku, seolah-olah ia tahu bahwa itulah kesempatan terakhir baginya untuk menceritakan kisah pelayanannya. Ia telah dimenangkan Kristus, tetapi kisah pelayanannya tetap hidup.
Terima kasih kepada saninaku yang telah merawatnya dengan baik, dr. Sahdra Saragih M.Ked, Sp.P(k) .
Tepat satu bulan jarak keduanya kembali ke keabadian, Op. David Boru, 8 Desember 2024 dan St. Em. Jakasper Saragih (Op. David Doli) 9 Januari 2025.
By Pdt.krosbin saragih
Editor fernando albert damanik
Komentar