Tangan Pemuda Kampung Nelayan Hampir Putus Ditebas Kawanan Pemuda

banner 468x60
Advertisements
Advertisements

SUMUT-NNT

Aksi keganasan sekelompok pemuda terjadi di Jalan K.L Yos Sudarso KM 14, Kelurahan Martubung, Kecamatan Medan Labuhan, tepatnya didepan Simpang Darmin, Sabtu, (25/5/2024).

banner 336x280

Dari peristiwa tersebut, Muhammad Ridho (22) warga Kampung Nelayan menjadi korban keganasan kelompok pemuda, hingga tangan kanannya ditebas hampir putus yang awalnya ingin merampok sepeda motornya.

Hal itu dikatakan korban ketika awak media datang kerumahnya, di Komplek Perumahan Nelayan, Kelurahan Nelayan Indah, Kecamatan Medan Labuhan, Rabu (29/5/2024).

Awal kejadian tersebut bermula ketika korban pulang dari acara ulang tahun temannya di simpang martubung, korban pulang dengan mengendarai sepeda motor Vario dengan kedua temannya yang lain, dengan masing-masing mengendarai sepeda motor.

Singkatnya, untuk mengantisipasi mereka dituduh kawanan geng motor, akhirnya mereka berjalan terpisah, bukan berjalan konvoy, tak lama berselang sekitar 300 meter dari simpang martubung, mereka dicegat oleh sekelompok pemuda, yang keluar dari simpang darmin yang awalnya hendak merampok sepeda motor mereka, naasnya posisi korban berada di belakang kedua temannya, tangan korbanlah yang tertebas benda tajam, sejenis kelewang.

“Saya tepat berada di belakang bang, makanya tangan saya yang tertebas klewang mereka”, ketika ditanya berapa jumlah pelaku, korban tidak tahu, karena lokasi kejadian tidak dilengkapi lampu penerang”, ucapnya.

Setelah itu korban langsung kabur dari kawanan pemuda tersebut, dengan mengendarai motor dengan tangan terluka, setelah itu mereka mencari warung terdekat, untuk meminta pertolongan.

Dengan tangan terluka yang hampir putus, korban langsung dibawa temannya dan warga ke Rumah Sakit Wulan Windi Marelan, dan langsung dilakukan operasi sebanyak hampir 30 jahitan.

Br.Pasaribu, ibu korban mengatakan jika anaknya mengalami sebanyak hampir 30 jahitan, dan menghabiskan biaya sekitar Rp.15 juta, itupun belum biaya check up dan biaya yang lain yang belum dikeluarkan.

Dengan keterbatasan ekonomi yang hanya mengandalkan penghasilan korban sebagai pegawai pabrik, dirinya rela menggadai surat tanah yang dimiliknya untuk mengobati perobatan korban.

“Saya sudah menggadai surat tanah ini dek, untuk mengobati perobatan Ridho sampai hari ini, karena semalam Ridho menjalani operasi penyambungan saraf, dibagian tangan, jika tidak dilakukan penyambungan saraf, maka tangan kanannya tidak bisa berfungsi lagi” ucapnya.

Sampai saat ini korban belum membuat laporan ke Polsek Medan Labuhan, dikarenakan ayah korban sedang mengalami sakit jantung, dan diabates, jadi tidak berani membuat laporan, dan juga mereka takut jika membuat laporan, mereka akan dikenakan biaya lagi disana.

“Kami takut dek, untuk membuat laporan, karena ayahnya belum sembuh kali sakit jantungnya, belum lagi kami nanti diminta sejumlah uang sama polisi, udah habis buat perobatan, masak harus diminta lagi uang untuk buat laporan,” ucap Br.Pasaribu.(AG)

banner 336x280

Komentar