NUSANTARANEWS-TODAY Pematangsiantar, Sumut – Ancaman peredaran narkotika jenis sabu-sabu di Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara, kian mengkhawatirkan. Aktivitas ilegal ini diduga berlangsung bebas, bahkan disebut-sebut seperti “jualan kacang goreng” di beberapa titik rawan. Dua wilayah yang menjadi sorotan tajam adalah belakang Pasar Horas dan kawasan Bangsal, yang disinyalir kuat menjadi pusat transaksi sabu-sabu.
Salah satu warga, yang hanya ingin disebut Try, kepada awak media, Jumat (4/4/2025), menyebut bahwa lokasi tersebut sudah lama menjadi “zona hitam” peredaran narkoba tanpa ada tindakan tegas dari aparat penegak hukum.
“UH alias Umar H diduga kuat menjadi otak jaringan narkoba di belakang Pasar Horas dan Bangsal. Ia mengendalikan banyak orang yang mengatur keamanan transaksi, dan mereka sudah bertahun-tahun bebas beroperasi tanpa hambatan,” ujarnya.
BACA JUGA ARTIKEL INI Nova Arianto Umumkan 25 Pemain untuk Piala Asia U-17 2025, Hanya Satu Pemain Abroad!
Dekat dengan Kantor Polisi, Tapi Bebas Beroperasi
Yang membuat publik geram, titik-titik rawan tersebut berjarak kurang dari satu kilometer dari Mapolres Pematangsiantar dan Polsek Siantar Barat. Namun, hingga kini belum ada tindakan besar-besaran atau penangkapan yang signifikan terhadap pemain utama.
Nama lain yang juga mencuat adalah RS, yang disebut-sebut mengendalikan jaringan narkoba di wilayah Parluasan, termasuk salah satu titik yang diduga digunakan sebagai lokasi peredaran, yakni Tato Café.
BACA JUGA ARTIKEL INI Timnas Indonesia Naik ke Peringkat 123 FIFA, Salip Gambia, India, Guinea-Bissau, dan Rwanda
Desakan Keras dari Aktivis Muda Sumut
Menanggapi keresahan ini, Ketua Penggerak Kolaborasi Anak Muda Sumut Milenial (K.A.M Sumut Milenial), Try, menyampaikan pernyataan sikap keras dan mendesak pihak Kepolisian bergerak cepat.
“Kami meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Kapolda Sumut Irjen Pol. Wisnu Hermawan Februanto segera menurunkan tim khusus untuk membersihkan kota ini dari jaringan narkoba,” tegas Try.
Ia menambahkan, kehadiran aparat di lapangan harus nyata, bukan sekadar patroli simbolik. “Ini bukan cuma masalah hukum, ini soal masa depan generasi muda Pematangsiantar yang terancam diracuni sabu.”
BACA JUGA ARTIKEL INI
Publik Menanti Langkah Tegas Kapolres
Kini, semua mata tertuju pada Kapolres Pematangsiantar, AKBP Sah Udur Sitinjak. Masyarakat mendesak langkah konkret, bukan sekadar retorika, dalam membongkar tuntas jaringan narkotika yang telah lama mencoreng wajah kota ini.
Jika aparat tak segera bertindak, bukan hanya citra institusi Polri yang tercoreng, tapi kepercayaan masyarakat bisa runtuh sepenuhnya.
Berantas sampai ke akar, karena narkoba bukan hanya musuh hukum — tapi juga musuh bangsa.
(Team)
Komentar